Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

SEDEKAH DENGAN MENJAGA 'IZZAH

Seorang kaya raya bercerita: "Dulu pernah selepas pulang dari masjid ayah membeli beberapa barang sederhana dengan memberikan harga yang lebih mahal, Padahal aku tahu beliau tidak membutuhkannya. Melihat hal itu aku merasa jengkel. Dan ayah melihat ketidaksukaanku. Kemudian beliau berkata kepadaku dan berkata, "Nak inilah yang dinamakan dengan bersedekah dengan menjaga 'izzah sang penerima sedekah. " (kanal Qishshah wa Riwayat) Salah satu cara sedekah yang terbaik selain dengan cara sembunyi-sembunyi. Karena saat ini kita beradaa di sebuah masa di mana sedekah ditampak-tampakkan dengan niat riya, eksploitasi orang susah, demi konten kecuali mereka yang dirahmati oleh Allah. Hingga tak jarang hal ini menjadikan sang penerima sedekah merasa di hinakan. wal 'iyadzu billah wa nasaluhul 'afiyah. Saya sering mengulang nasehat kepada ikhwah kami khususnya yang berada di lembaga GF, agar mereka memiliki amalan-amalan sirriyyah atau tersembunyi termasuk sedekah., yang...

RASULULLAH ﷺ ITU PEKA

Oleh: Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) Mungkin karena dominasi akal dan rasionalitas, umumnya para lelaki itu menjadi pribadi yang simpel, tidak mau ribet, efektif dan efisien. Tapi justru karena itu, lelaki malah dikenal sebagai makhluk kurang peka dengan orang lain. Ia sulit tersentuh dan tidak gampang menangis. Lelaki bisa dengan mudah begitu “tega” dalam memutuskan sejumlah hal yang mana wanita barangkali akan berfikir ribuan kali untuk melakukannya. Tentu saja ketidakpekaan lelaki bukan bermakna mereka tidak punya perasaan. Hanya saja, rasionalitasnya yang dominan membuat perasaannya cenderung sering dikalahkan. Termasuk dalam urusan cinta. Maunya kalau nikah secepat-cepatnya. Tapi kalau terasa sulit, memutus harapan nikahpun juga selekas-lekasnya. Agar tidak terlalu dalam masuk ke hati, sehingga malah makin menyiksa. Mungkin ini pula salah satu hikmah mengapa nabi dan rasul selalu diutus dari kalangan lelaki. Sebab mengemban risalah dari Allah itu amanah yang sangat be...

AYAT “HEALING” DALAM AL QUR'AN

Oleh: Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) Allah berfirman dalam Sūrah Muḥammad: 19, ﴿‌وَاسْتَغْفِرْ ‌لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ﴾ [محمد: 19] Artinya, “Minta ampunlah untuk dosamu dan juga untuk kaum mukminin dan mukminat” (Q.S: Muḥammad: 19) Untuk menghayati ayat ini, pertama-tama marilah membayangkan Allah berbicara di depanmu, lalu dengan penuh kasih sayang dan pandangan penuh rahmat berfirman lembut menasihatimu, ‌وَاسْتَغْفِرْ ‌لِذَنْبِكَ Artinya, “Minta ampunlah untuk dosamu” Coba rasakan bagaimana besarnya kasih sayang, kesabaran, dan kelembutan Allah dengan nasihat seperti itu. Allah tidak memerintahkan “Awas, jangan sekali-kali berdosa” atau “Awas, jangan pernah berdosa seumur hidupmu” atau “Awas, jangan pernah berdosa satu kalipun dalam sehari semalam” bahkan juga tidak memerintahkan “Awas, jangan pernah berdosa satu kalipun dalam satu jam” tapi dia memberi perintah lembut, “Minta ampunlah untuk dosamu” Seakan-akan Allah memang sudah tahu bahwa kita p...

BEKAL BAGI PEMBIMBING PARA PENGHAFAL AL-QURÂN (MUHAFFIZH/AH)

     Sebagian orang mengira, bahwa tugas Muhaffizh/ah hanya sekadar menerima hafalan Al-Qurân semata, sehingga bekal yang dibutuhkan oleh para Muhaffizh/ah hanya sekadar hafalan. Padahal, kenyataannya tugas mereka lebih dari itu. Al-Imâm An-Nawawiy telah meringkas bagi kita bagaimana seharusnya peran seorang Muhaffizh/ah bagi para murid-muridnya dalam At-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran. Dalam kitab tersebut beliau menjelaskan dengan ringkas dan padat mengenai sosok ideal menjadi seorang guru bagi para penuntut ilmu Al-Qurân sekaligus para penuntut ilmunya, guru para penghafal Al-Qurân sekaligus para penghafalnya, serta bagaimana para pembaca Al-Qurân secara umum bisa berinteraksi dengan Al-Quran secara tepat dan beradab. Lebih jauh, Al-Imâm Ibn Al-Jazariy telah mencatat bagaimana seharusnya sosok seorang Muqri (pengajar Al-Qurân) yang ideal dalam kitab Munjidul Muqriin. Beliau telah menyebutkan bekal ilmu apa saja yang mesti dimiliki seorang Muqri sebelum duduk menerima s...

Kelas karyawan prodi PAI di STIT Pemalang

       Kelas karyawan PAI STIT Pemalang Bismillah Assalamu'alaikum teman-teman Pada kesempatan yang indah kali ini, saya akan membagikan informasi kepada teman-teman pembaca semua, bahwasannya salah satu perguruan tinggi di Pemalang, yaitu STIT Pemalang, memiliki program umggulan yang tidak dimiki oleh semua perguruan tinggi lain. Ya, benar, di STIT Pemalang ada program kelas karyawan disamping juga ada kelas reguler tentunya. bagi teman teman yang sudah bekerja ataupun tidak memiliki waktu luang yang banyak, tapi tetep kepengin kuliah, bisa banget gabung bersama kami. Insyaa Allah tidak ada bedanya antara kelas reguler dengan karyawan, yang berbeda yaitu waktu belajarnya, untuk kelas reguler dilaksanakan pada hari senin sampai kamis, sementara kelas karyawan pada hari jumat dan sabtu. bagaimana teman teman tertarik dengan program ini? :D kami tunggu kehadiran teman-teman disini, untuk berkarya bersama-sama. Terimakasih, Ciao. Wasalamualaikum. Informasi lebih lanjut ...